Posts

Showing posts from June, 2022
Teruntuk cinta yang telah ditinggalkan Pergi jauh menghilang tanpa bayangan Meski ada jejak kaki yang ditinggalkan Tapi tak mampu ku kembalikan kemesraan Memang salahku menyuruhmu pergi Namun itu bukanlah keinginan hati yang sesungguhnya,tapi peluk dan belaian lah yang kuharapkan Ternyata begitu mudah untuk beranjak pergi Melupakan cerita cerita yang kan kita buat dimasa depan nanti... Dan sini , berhari hari diri ini meratapi Mengingat ngingat semua tentang kita Ya sudah lah..... Apalah daya memohonmu kembali? Teruntuk cinta yang telah ditinggalkan Terima kasih sudah pernah mengisi hati ini Dengan cinta yang teramat manis dan indah Meski hanya sekejap saja kau disini Kini seperti teriris iris hati ini Dari semula manis berakhir pahit dan pilu

#67

Tak mampu ku sembunyikan dusta Jika diri masih merindu tiba-tiba Walau kau tak lagi menjadi utama Tetap saja jejak itu tak mudah untuk memudar Hari-hari terlewati begitu saja Tapi ia memberi kesadaran Tak berguna merenung yang tak pasti Bersedih sampai mati Biarkan masa lalu pergi Lepaskan rasa yang pernah ada

#66

Hati sudah merelakan kamu pergi Dan beranjak pulih  Walau cinta itu masih terbesit  Tapi kini diri ini sudah baik baik saja Begini lah dunia menjelaskan kita Arti menjadi kuat meski tak berdaya lagi Melangkah demi langkah tanpa mengetahui Arah yang pasti Tiada alasan berhenti berjuang walau tak lagi menggenggam senjata, Tak ada alasan berhenti bertaruh walau sudah terkapar-kapar Selama masih bernafas Dan darah masih dalam raga Berjuang lah sampai akhir Sampai mata tak terbuka lagi

#65

Bangkit dalam luka Berjalan dalam sakit Nyerih dan pedih saat mengobati Berlahan namun pasti,  Sembuh dan pulih Meski teramat sulit Tapi harus dipaksa normal kembali Taukah engkau Melupa mu seolah kemustahilan Lepas dari lara waktu itu ketidakmungkinan Sebab...  Matahari,bulan, hujan, siang, malam seolah mereka bercerita tentang mu sepanjang hari Mengenang bagaimana kita melukis hari tanpa pena

#64

Waktu itu Kau pernah menjadi yang ku minta Yang Ku Ingini untuk kumiliki Kau yang tertulis dihati dan tertaman diagmidalaku Seolah cinta manis dan suci,akan tumbuh berakar dan bermekaran diantara kita  Walau pernah begitu indah saat itu Kita tak mampu menepis ego dan menyalahkan cinta itu sendiri Hingga berakhir mati...  Bersama guguran daun kering dan kenangan waktu itu...  Mungkin semesta berkata lain Kau yang harus ku lepas, ku hapus dan ku relakan Untuk pergi dan menggenggam tangan yang lain

#63

Janji manusia seperti langit Terkadang tampak indah penuh warna dengan gumpalan putih salju begitu mempesona Adakala ia gelap dan hitam Memberi hujan dan sambaran petir Langit ...  Terkadang ia tampak cerah dan indah Namun Ada waktu ia hitam menakutkan Meski tersimpan harapan...  Bisa jadi goresan 

#62

Sekuat apapun badai,  Setebal apapun salju,  Selebat apapun hujan, Ia tak pernah menjadi abadi Ada waktu mereka kan berhenti Jika hari ini atau esok adalah hari terberat Ingat, itu tak pernah abadi Mari melangkah kembali meski sempat  berhenti

#61

Harus Ku coba melupa tentang "kita" Mencari kembali "aku" Yang dulu Ku coba memeluk diri, mengisi ruang hampa dibelahan jiwa Dan berjuang melawan rasa sepi yang kerap menghampiri Seperti malam tanpa bulan Gelap dan sunyi bumi ini terasa Terlebih sejuk menusuk hingga ke rongga dadah Seperti itulah rasa yang baru tinggal pergi

#60

Dulu...  Kau Ada lah puisi yang selalu kulantumkan Lagu yang selalu kudengar Buku yang selalu ku baca Kau  Ada lah alasan untuk rindu Alasan untuk ingin Alasan untuk berjuang Kau  Adalah arti dari sebuah rasa Arti dari saling mengerti Arti dari saling menerima Kau  Ada lah air dalam amarah Pelangi dalam duka Dan hujan dalam kegersangan Sekerang...  Kau adalah kenangan  Buku lama yang harus ku buang Benda yang harus ku bakar Kau adalah debu yang harus ku sapu Api yang harus ku padam kan Dan cerita yang harus ku hapus

#59

Memang pernah,  Hampir menggila karena rindu sosokmu kembali Ingin kembali namun tak bisa lagi Memang pernah,  Menampung segala rasa dalam hati, dan kau lah empunya nya Karena mu, manjadikanku penuh warna dan emosi  Memang pernah Kau tinggal di hatiku, hidup dalam angan ku Hadir setiap malamku Meski hanya delusiku Namun kini,  Semesta menyadarkan diri ini,  Untuk melepas dan merela Meski kita pernah begitu erat

#58

Jangan mati, bila patah hati Jangan padam kan asa, meski tak berdaya lagi Ingatlah Ada cinta yang abadi dari sang Penyayang Ingatlah kembali masih ada sejuta cinta yang manis yang layak untuk kau miliki Cukup sudah merasa hampa, lepaskan cerita lama Seperti musim berganti, biarlah kita mengikuti  Menyusuri teka teki hidup ini, yang terkadang penuh drama dan sandiwara Jadilah penolong sejati untuk dirimu sendiri Sebab tak Ada pribadi ulung, yang mampu menolong, jika bukan raga-jiwa yang dititipkan Tuhan ini Jaga lah ia dengan cinta  Rawat lah ia dengan kasih Hargai lah ia dengan hormat Karena nya.... Mencintain diri sendiri lah awal dar i pertemuan Cinta sejati di kemudian hari

#57

Patah hati memang menghancurkan duniamu Kelam, hitam,sepi, dan seakan kau lah satu satu nya mahluk yang tersisa di planet ini Sakit....pedih... Marah...rindu Menjadi butiran astroid menghantap jiwa ini Kemudian... Pikiran ini seperti  ruang kosong Juga hati dipenuhi rasa gelisah yang tak menentu Seakan tak mau lagi hidup lebih panjang Dan tak mampu lagi mengecap rasa manis,tak mampu menikmati indah nya alam ini bahkan ditengah hirukpikuknya kota ini Kau masih sendiri, terjebak dalam sepi Bumi menjadi hampa, Dan kau... Kau menjelma mahluk asing yang melayang-layang tanpa arah Bersama tetesan air mata dan tanda tanya Antara marah dan rindu, benci dan sayang,kecewa dan menyesal, seolah menjadi meteor Terhempas ke dunia yang pernah kau  dan dia ukir indah Kini hancur seketika... Tenang lah jiwa.... Tenang lah bahkan semenit saja... 

#56

Tak usaha berusaha keras, bila tak mampu melakukannya Cukup waktu saja yg sudah terbuang, jangan tenaga juga,  Kini hanya perlu tenang,hingga keruh dipikiranmu hilang Cinta yang terucap oleh manusia terkadang seakan abadi,  Tapi berujung benci Percayalah sang patah hati Kau bukan lah satu-satunya yang ditinggal pergi Masih banyak kisah berakhir tragis dibelahan bumi ini Sebab, hanya cinta sang Kuasalah yang abadi Bukan cinta nya manusia

#55

Pikirku, jiwa Dan raga telah sepakat melepasmu Tapi selalu ada hati untuk jujur Bahwa kau lah pengisi dipikiranku setiap malam Dan membuatku rindu Mencoba untuk menepis tapi sulit Namun biarlah Berlahan lahan kan hilang Dalam kesepiaan, menjadi kebiasaan

#54

Berdiri sendiri disini Berjalan pelan menuju pulang Kembali ketempat sediakala Dalam sepi nan sunyi Dalam hampa dan hasrat Sekarang...  Seperti kemarin lagi Nyambut mentari dan rembulan Seorang diri menyaksikan bintang-bitang Walau dalam malam, terngiang akan kau Biarlah itu menghayut hilang meski berlahan

#53

Ternyata, kau menepi bukan untuk tinggal,  Dan hati ini hanya menjadi persinggahan sementara,  Meski kau puji puji diri ini dengan rayuan manismu Serta berjanji kan bersama,  Tapi, ucapan itu sama seperti gelombang yang tak menentu  Dan akhirnya Kau pergi...  Meninggal kan luka dan lara Sosok mu yang ingin ku lupa kan Ternyata ...  Menjadi rindu yang tak ku undang Walau rindu tak ku undang,  Ia datang seperti ombak, sesekali datang dan pergi Rindu yang tak ku undang,  Ingin ku usir tapi ia selalu datang

#52

Bila wanita merana sakit  Diantara canda tawa mu dan dia Bukan cemburu menusuk hati,  Tapi janji yang kau utarakan terhadap dia dalam tatapan tulusmu waktu itu Dan kini sinar seolah tak pernah terjadi Jika puing-puing kota saja dapat menjadi kenangan,  Mengapa kau tega, melupa sejarah kita Yang pernah kita ukir, dan berharap kan abadi Namun...  Asa menjadi hampa Layaknya uap yang mengepul berlahan hilang  Andai diri mampu menghentikan cinta yang berlebih,  Sudah pasti tak merasa cabikan semu

#51

Sejauh mana engkau kan pergi Kini hati hanya mampu menghantarkan dalam doa Setelah lama merana dan rindu Kini hati telah rela melepasmu Dan akhirnya aku.... Tersadar arti dari sebuah kisah asmara Menjadi dewasa dan menerima bahkan terbuka Bahwa apa saja mungkin kan terjadi Yang dahulu begitu cinta, berakhir pada perpisahan  Yang dahulu berpikir kan bersama, akhirnya bersama dengan yang lain Lalu, adakah cara terbaik bila takdir berkata lain?  Selain merela dan melepas segala janji  Melawan rasa rindu, menghapusmu dalam amigmadala ini Hingga akhirnya lupa rasa sakit, dan janji manismu

#50

Kulantumkan rindu lagi, Yang ku harap ini menjadi terakhir kali Meski terkadang bayangmu menghampiri Dan kau terlihat jelas dalam malam-malamku Tapi sekarang... Kuputuskan berdiri dari rasa sakit dan pedih ini Kemudian melangkah meski tertatih-tatih Berjuang mengobati luka yang kau beri Walau mata tak mampu melihat cabikanmu Tapi ia begitu terasa dalam hati Tak berdarah atau bernanah Tapi ia mendatangkan trauma dalam diri

#49

Waktu ber lalu sudah,  Kau masih diam membatu disana Tak berpikir arti segala rasa, yang ku pendam Sampai kau kembali Mungkin ini lah saatnya Melepas cinta yang tak membalas Berlahan lahan, biar rasa memudar Seiring bumi berputar pada porosnya Meski begitu, kilat bayangmu menghampiri hatiku Seketika, kau ku rindu...  Rindu ku pendam dan tak terbalaskan darimu

#48

Bagaimana menghapus mu dalam akgmalaku  Mendengar namamu saja, kau menjadi jelas ditatapanku yg tak mungkin orang tau Lidah dan bibir begitu mudah mengucap, tapi hati masih  menyimpan begitu kuat, yaitu rasa yang pernah kita bangun Walau kini telah pudar bagimu,

#47

Cinta kan seperti awan Ada kala ia terlihat indah diantara gumpalan-gumpalan putih berlatar birunya langit ditengah matahari,  Ada kala ia terpisah men jadi rata hingga abu-abu, matahari tak tampak, lalu gemuruh  dan halilitar datang, kemudian hujan pun turun dengan lebatnya,  Meski begitu kan ada pelangi nantinya Begitu lah kisah dalam Cinta Dan biarlah waktu menjadi bukti bahwa yang tulus kan abadi Meski tak Ada lagi... 

#46

Ingin ku lukis rindu,  Yang begitu membara ketika memikirkan mu Tapi apa lah daya, jika kau telah buang rasa yang pernah ada Dan tak ingin kembali seperti dahulu kala Diri ini yang terjebak didalamnya  Merana dan tak kuat menahannya Ingin ku lukis rindu,  Untukmu yang jauh disana

#45

Aku pernah menjadi yang kau pilih Begitu Cinta dan tak mampu jauhi Bahkan sedetik saja sudah merindu Dan kau ingin selalu disampingku Kau ucapkan tak pernah pergi Dan aku lah sosok yang kau Cinta sampai mati Beri ribu kali berjanji, tetap berada disisi ini "Sebab untuk itu aku diciptakan, hanya untuk mu" Terpesona aku, terbuai dalam rayuan dan janji madumu, kini raga kita seolah terbang di awanan langit Madu kasih, tersenyum, canda dan tawa.. Tak ku hirau lagi... Dan menjadi naif... Mempercayaimu juga mendalami cinta yang kau ujar itu Yang pada akhirnya... Terbukti palsu..... 

#44

Dari luka yang tersisa Masih Ada cinta yang bersembunyi Meski sudah kau buang semua rasa itu Entah mengapa hati belum mampu berpaling Cinta yang berjalan menyusuri waktu Menemani siang dan malam  Tanpa memperdulikan waktu, ia berjuang meyakin hati, bahwa dia adalah Cinta sejati Sayangnya, kita berdiri pada titik yang tak sama...  Akhirnya,  Kau berpaling dan diam sejuta bahasa Kita menjadi asing Yang kini tak lagi sama

#43

Kau yang ku Cinta, nama yang kusimpan dalam hati Meski tak lagi saling bercerita  Tak lagi Melewati masa suka dan duka Hadirmu masih menjadi angan ku Suara dan senyummu tak lagi menjadi penghibur hati tapi masih ku kenang dan ku simpan dalam hati Rindu demi rindu menghampiri seriap hari Yang kini kutanami dalam hati Smoga waktu mempertemukan kita Membawa kembali yang terhilang dari kita

#42

Ku coba lewati hari tanpamu Meski tlah melangkah dari titik perpisahan waktu itu Namun, ada saja hal yang melumpukah raga dan ingatanku hingga terjatuh  Menderaikan air mata ini, yang selalu kau ucap "tak sanggup menantap tetasan air mata dimataku" Kini berulang kali itu terjadi, menahan rindu dan perih yang kau beri Cinta yang semula indah seperti taman bermekaran warna-warni bunga dan kupu kupu harum semerbak dimana mana Tak kusangka menjadi hamparan kosong yang terbakar menjadi arang dan abu Hilang lenyap meninggalkan luka dan kenangan Dan impian... 

#41

Hari berganti hari Bulan berganti bulan Tapi mengapa rindu ini belum berganti Masih engkau yang ku nanti Tak kan mampu ku jelaskan rasa Biarlah kini rasa menjadi karya Yang kurahapkan kau kan baca Kau lah manisku  Meski telah hilang, namun masih terasa Kau lah ceriaku Yang kini hilang, Dan belum kembali

#40

Cinta yang kita ukir kini memudar Dari sekian kata Cinta yang manis Kini meninggalkan duka yang teramat pahit Dan berakhir pada kelarutan dalam rindu-rindu yang membayangi

#39

Sesaat aku tergenang dalam rindu Rasa ingin memeluk yang kuat, Menggenggam jemarimu Dan tak kan ku lepas Andai kau mampu menterjemah isi hati ini Membaca di tiap tiap diding hati Masih kah diam dan pergi? 

#38

Rindu telah menjelma seperti embun Datang membawa kesejukan Dan pergi ketika mentari datang Lupa sesaat akan rasa ini, namun datang kembali Seperti embun yang tak lupa membasahi rerumputan itu Itulah rindu yang menjelma Meski berjuang tuk menghapus jejakmu Namun, sinar rembulan bahkan sahutan burung saja membawa kisah kita didepan mata Meski waktu itu tak kembali, tapi kau jelas didepan mata ku Mengenang kembali saat kau berjanji

#37

Terkadang rasa seperti laut di pantai Adakala berombak ombak riang,  Adakala diam diam tenang,  Hingga surut tak berair sama sekali Tapi dari sekain waktu berlalu,  Itulah menjadi kenangan Yang harus dikubur bila takdir memisahkan Meski rindu selalu datang

#36

Mentari dan hari begitu terang  Kawanan awan putih bergumpal, menguasai cakrawala biru sambil berlalu Angin pun bertiup kesana kesini, seakan menunjuk hebat nya Dan aku...  Masih terpaku bersama rindu di hati Meski waktu berganti, musim bergulir Kau dan kenangan masih disini Nyatanya waktu belum mampu menghapus mu tentangmu Sekalipun bumi menjelma menjadi bulan Dan sekejap menjadi indah,  Tak kn berati bila masih mengenang mu  Walau tlah berjuang untuk enggan... 

#35

Rindu...  Hadirmu, Pesanmu,  Ucapanmu,  Tawa dan senyummu,  Masih ku nanti, walau sadar kau telah berpaling dan tak ingin pulang  Lembaran yang kau tutup dengan titik, menjadi akhir dan penutup dari segalanya Namun, rindu ini masih terbesit namamu Hati ini ingin menggapai mu...  Menggapai dengan utuh

#34

Kemana cinta itu pergi?  Seolah ia seperti badai yang datang menggelora, lambat alun diam dan tenang lalu pergi, meninggalkan kehancuran dan keremukan tanpa perduli si pemilik  Cinta yang terpikir indah dan manis Kini terasa menakutkan dan pahit Hingga para hati enggan membuka hati lagi Enggan berharap Ada Cinta yang kan datang lagi Sebab Cinta manis mengandung pahit dalamnya Meski begitu masih Ada rindu yang ingin bertemu Kemana Cinta itu pergi

#33

Tak ingin berlama lama, dalam jebakan belantara cinta palsumu, yang kau tinggalkan tanpa mengerti hati ini Berawal sulit dan serasa tak mampu, namun tak ingin mati karena ini,  Kini....  Aku Mengembara Menuju pulang Kembali pada sisi hidup yang sederhana Tanpa rasa rindu, Cinta, air mata lagi Kau seperti mimpi indah, memberi warna dan cita rasa  Kini....  Saatnya aku bangun dari mimpi itu Meski harus Mengembara Menuju pulang

#32

Ku coba dengan lembaran baru, tanpa rindu Dan sepi karena mu yang sudah disana Meski sesaat terlintas bayanganmu, tak ingin ku hiraukan lagi Kini, kusadari Cinta ku adalah lem yang melekat erat, bila dilepas kan sulit dan rusak Kau menyadari akan diri ini bila telah jatuh Cinta, menjelma puitis dan melankolis Untuk mu disana,  Terima kasih sudah pernah mengisi hati ini,  Mengajar arti sebuah rasa dan jalinan hubungan yang penuh asmara dan menjadi lebih dewasa Tk ku pungkiri, hati ini masih Bertulis kan nama mu Dengan Cinta dan rasa yang sama

#31

31 hari sudah berdiri tanpa  hadirmu Luka ini pun berlahan sembuh, jika takdir sudah begini, aku memulai menerima kenyataan pahit ini. Terlalu sulit merelakan mu, namun apa daya meyakini mu kembali Kini, biar lah semua berakhir di hari ini 31 hari tanpa mu.... Sakit ini mengajar untuk lebih tegar Kecewa ini menjadi kan diri ini untuk merela Kau memang hanya untuk dicintai namun bukan untuk ku miliki Kini, raga ini telah mampu berdiri, bangun untuk hari yang baru, Melepaskan Cinta yang tersimpan Bukan berarti tak mencintai lagi Tapi, menjalani hidup untuk menjadi berarti Meneruskan cerita yang belum berakhir meski kita telah kandas di awal January Bahagia lah kau disana Bahagia lah terus sampai maut memanggilmu Dan kita berjumpa di alam yang baru Aku mau jalananin hidup yang normal Dan bahagia, tanpa rasa sakit yang pernah kau lukai. Aku mau bangkit menggapai mimpi dan impian dan pasti mendapatkan pendamping yang layak untuk ku Cinta lagi

#30

Andai kau tahu,  Sekali saja kau memberi pesan ditengah rindu ini,  Sejuta rasa betaburan, rindu, senang,marah, kecewa, benci, kesal, namun sayang Ingin ku peluk dirimu Dan tak melepaskannya Nyata kau datang ucapkan rindu, lalu pergi dan diam seribu bahasa Seperti pelangi yang datang sekali saja datang muncul lagi... 

#29

Seperti sayap yang patah, terluka dan sakit Meski berjuang untuk pulih namun tak bisa menepis rasa sakit ini...  Kau telah lama pergi, tapi begitu jelas di hari-hari ku Ingin ku putar waktu menghentikan saat indah bersamamu Suara mu begitu jelas,  Senyum dan tawa mu begitu nyata Dan kita bercerita hingga malam berganti pagi Seribu kali kau ucapkan sayang dan tak berhenti mencintaiku Ternyata, semua hanya lah mimpi indah belaka Terbangun dan kau telah lama tinggalkan aku...  Kini seperti sayap yang patah Separuh aku telah pergi Yang tak lagi kembali... 

#28

Rindu ini masih tertuju mu Meski hadirmu dalam imajinasiku Usahakan cukup sebagai penawarnya Berulang kali meyakini diri, suatu hari kau kembali disisi ini Tapi....  Apakah asa dapat menjadi nyata? 

#27

Baru ku sadar arti rasa yang dalam, rasa yang tak hilang meski waktu berlalu Kamu masih menjadi sosok yang ku rindu, yang ingin ku miliki, dan ku genggam Bahkan ditengah kehiruk pikuk bumi ini, masih terasa hampa dan sunyi, diantara gelak canda tawa, tak mampu hilang kan jejakmu yang berlari lari dipikiran ini Bagaimana menjelaskan rasa yang abstrak ini? Celah pun tak mampu ku temui Walau begitu, kamulah pemilik rindu  Meski diam seribu bahasa...  Hilang dalam angkasa...  Dan kita memkasa...  Hapuskan sebuah rasa... 

#26

Rindu ini masih tertuju Padamu Walau telah lupa Dan tak inginkan aku  Terlalu susah untuk menyadarkan diri bahwa kau tak Cinta lagi, tak sayang lagi Dan hangus sudah segala harapan Yang tersisa abu-abu yang kan terbang dan hilang, bersama dirimu...  Yang tak berwujud lagi disini

#25

Dari Cinta yang pernah kau tinggalkan Yang kau lepas tanpa rasa kasihan Pergi berkelana dan hiraukan rindu saat ia menghampiri Berlaga baik baik saja, atau tak pernah me rasa perih yang sama Bila waktu menemukan kita, akan kah kau seperti ini?  Walau ingin berhenti memikirkan mu, namun ia terlalu hebat menaklukan hati

#24

Walau terasa berat hati harus merela Kau bukan milikku lagi, Dan tak harus ku Cinta lagi Biarlah tentang kita menjadi sejarah yang terlupakan Lalu hidup bahagia bersama mimpi Dan impian masing-masing kita Waktu, jarak, dan hati Kini, benar-bener terpisah Pergilah pergi, smoga bahagia dengan Cinta Dan hidup yang kau damba kan

#23

Mengapa begitu cepat memalingkan hati Tanpa berpikir hati yang lain yang begitu tersiksa,  Jika dalam tiap-tiap bab buku bercerita tentang kita,  Mengapa harus kau ambil kembali Dan pergi?  Jika datang hanya merusak diri Mengapa kita harus mengenal?  Cinta tak pernah sepahit itu tuk dilewati Tapi ia lebih pahit dari empedu karena mu Meski tak pernah Ada lagi kehadiranmu Tapi kau seperti bayanganku yang selalu Ada, namun tak ada

#22

Bisakah aku mendapatkan cinta Meski ia telah tenggelam dalam dasar samudra Walau telah berlayar begitu jauh Namun mengapa?? ...   Kau tak disana Ingin sekali berhenti menepi berlabu,  Mengakhiri pencarian yang tak pasti Lalu melewati senja bersama bunyian ombak ditepian pantai Dan memeluk mesra sembari menyaksikan bintang-bintang yang turut gembira karena kita, 

#21

Sekian hari sampai sudah di 21 hari Menanti yang tidak pasti dengan rasa yang sama Yang tak terpikir olehku, kau bener bener diam diseribu mediaku Hingga hari ke-21 ini Waktu boleh berlalu, namun ia tidak bisa membawa kenangan kita Musim boleh berganti, tetapi tak kan bisa menggantikan dirimu waktu itu Meski jejak langkahmu terhapus sudah,  Dengan apakah menghapus namamu dihati ini? 

#20

Hati telah belajar menjadi kuat dan tegar Untuk melepas dan merela,  Merela tanpa mu disini tapi masih mencintai Jika Cinta itu telah memudar bagi mu, itu lah dirimu bukan aku

#19

Masih pada rasa yang sama ingin ku perjelas,  Engkau memang tak pernah ku lihat, ku genggam, dan ku peluk Tapi rasa ini tak bisa menyapu bersih tentang kamu  Walau sudah pergi, jejak dan hadir mu selalu disini Menjadi bayanganku kesana - kemari Seolah menjadi kita dan baik baik saja Meski waktu berlalu dan berlalu,  Rembulan terlihat  Ada dan tiada, Wajahmu begitu jelas bersama senyuman itu

#18

Cinta Ia tak pernah berhenti berlari Ia tak pernah diam mencari Ia tak pernah lelah menanti Ia tak pernah menyerah  Hingga Ia kembali Ia kan setia Ia tak berpaling Meski mencoba berhenti Tapi hati tak mampu mendustai Cinta yang sungguh,  Bukan sekedar utaian manis Ia bekerja Dan berjuang Hingga Ia menggapai

#17

Kau masih dalam puisi ini Yang kutulis dengan rindu Biar bait demi bait menjelaskan Cinta untuk mu bukan lah palsu Jika aku masih ada, hati ini tak berubah Walau kaki terhenti dan tangan melemah Seditik saja kau tak pernah kulupa Karena Cinta tak pernah lemah dan mati Ia akan hidup dan menjadi kekal,  Seperti itu lah Cinta sejati Cinta yang tak Mau mati Dan menjadi abadi

#16

Jika bayanganmu saja menggetarkan hati Apalagi melihat kau di depan mata Hadirmu seperti episentrum yang menggoncangkan jiwa Bukan untuk menghancurkan tapi betapa bahagia aku Getaran hati yang tak mampu ku tepis Dan raga yang ingin merangkul Melepas rindu yang telah ku tabung Kini pecah Dan menyata....  Namun engkau masih dalam hayalanku Masih menjadi tanda tanya Akankah kau kembali disisi yang kosong ini?  Akankah kau menjadi episentrum itu? 

#15

Adakah jalan menuju hatimu?  Akankah terbuka saat ku ketuk pintu hatimu?  Bolehkan jemari ini menyentuh wajahmu? Izin kan lah waktu berputar kembali,  Membawa mu disini, dan menjadikan "kita" Kamu begitu ambigu, hingga membuatku bingung,  Tapi, tak siapakah yang mampu menghentikan badai hati ini ketika melanda?  Tentu hanya kau pengisi hati ini... 

#14

Karena aku telah menjela menjadi pujangga Mengetik sajak sajak rindu Dari setiap bait-bait tersirat rasa  Yang ingin ku perjelas Bahkan foto hitam putih mu pun Begitu menggebu-gebu di dinding hati ini Bergetar dan bersimpu malu menatap wajahmu Andai kau disini...  Oooh engkau yang ku rindu

#13

Jikalau mengerti, kau lah rumah bagiku menjadi alasan untuk pulang dan mengaduh, mengeluh, juga memeluk Jikalau kau paham, kau lah tempat Berlindung untuk ku saat hujan turun, badai melanda, dan panas triknya matahari Jikalau kau tau isi hati dan pikiran ini, namamu dan wajahmulah disana Masih kah kau memilih pergi? Dari lubuk terdalam, sungguh menginginimu, dan memiliki mu Karena kau yang ku sayang yang ku cinta Bagaimana mungkin menghapus cinta yang telah terukir di lubuk hati Sebab bukan di atas dusta ku sampaikan cinta

#12

Kau seperti rembulan,  Menerangi gelap malam nan sunyi Menemani diri ini yang selalu sepi Berjuta kali kau sampaikan janji kan seperti ini Namun akhirnya...  Kau patahkan segala harapan Kemudian memaling pergi Entah ada cinta yang lain atau apa? 

#11

Masih tanpa mu disini aku berdiri Menunggu mu bercerita Merenung wajah manismu Memikirkan kamu yang belum kembali Meski kau telah pergi Mungkin melupa tentang kisah kita Mengapa? Memilih berpaling dan hilangkan diri... 

#10

Jika benar datang hanya membanjiri hati Jangan mendekat apalagi merayu Hati ini terlalu lelah untuk membersihkan ruang hati yang penuh kotoran dusta mu Datang tak diinginkan,  Namun luapan rasa yang begitu indah Dan aku berenang renang dalamnya Tetapi akhirnya surut,  Pergi Dan menyisa kan luka

#9

Untuk luka yang beri Kini mengering dan memulih Jika sembuh nanti,  Jangan datang meminta untuk mengejarmu lagi Untuk luka yang kau beri Manyadari diri arti dari sakit yang tak berdarah Terlihat utuh dan baik Namun hancur bak serpihan pecahan kaca Untuk luka yang kau beri Kini menghilang seperti diri mu yang pergi Biarlah jejak-jejak kenanganmu melayu Lalu mati dan tak bermerka di hati dan pikiranku Sebab aku telah kembali dari kerapuhan Dari luka yang kau beri

#8

Andai kau pahami rasa yang kumiliki Apakah kau bener-bener ingin pergi?  Meski sudah berulang kali memohonmu untuk bersama Apalah daya menahanmu berlari?  Andai kau pahami rasa yang kumiliki Sedetik saja aku masih merindukan mu Sejam, sehari, seminggu, bahkan seabad sekalipun rasanya kurang untuk bersamamu Andai aku pemilik waktu, Sudah ku hentikan bumi ini,  Hanya kita yang melukiskan alam ini Mengukir nama kita hingga abadi Dengan cinta-cinta yang kita miliki Kini, aku sendiri...  Terjebak dalam nostalgia saat bersamamu Betapa kau mencintaiku, memujaku dan  Selalu disisiku dalam siang dan malamku,  Bagaimana cara menepis Rindu ini?  Ia seperti rembulan yang datang Untuk menemani sang malam Mengingatkan kisah kisah manis yang pernah kita buat Aku sungguh merindu, Merindu hadirmu yang kucintai

#7

Entah mengapa engkau masih jadi tokoh utama dalam hati dan pikiranku Diri mu yang tidak pernah ada lagi Tapi wajah mu tampak jelas disini Aku tak pernah tau dibawa kemana perjalanan kisah kita,  Yang kutakuti dan tak ingin terjadi,  Itu menjadi nyata...  Sudah berulang kali ingin memutuskan untuk berhenti,  Namun kau melukiskan perjalanan Cinta yang indah, Dan aku yang bodoh, melahap habis bait bait puisi manis mu dan lupa yang paling kutakuti Diawal kau membawa kita pada awan awan putih, tulus dan suci Ditengah kau berubah menjadi abu-abu yang tak ku pahami Dan akhirnya kini, halilintar pun berbunyi Kau menciptakan hujan dipipi yang sering kau puji

#6

Ingin sekali bakar semua tentang kita Biar menjadi arang, lalu abu Terbang dan menghilang Namun dibalik itu ada tanah hitam nan subur Jika kau bukan terbaik untukku Dan aku bukan terbaik untukmu Alangkah baik kita akhiri perjalanan kisah ini Kau ke kiri Dan aku kekanan Walau mungkin masih saling mencintai Walau mungkin selalu rindu Biarlah perasaan ini bagai Asap mengepul Kemudian hilang tertiup angin Kau dan aku pernah saling begitu Cinta Tapi takdir tak berpihak menyatukan kita Dan akhirnya kita menyerah Berakhir di Januari.... 

#5

Cukup sudah untuk menanti Meski susah namun harus kaut ekuni Jika ia tak pernah kembali Apa lah guna berdiam menanti?  Waktu tak pernah berhenti Mangapa harus kau masih merunung tentang dia yang tak akan kembali?  Cinta yang abadi tak pernah berencana pergi Ia akan bertahan meski terlalu sulit untuk mengerti,  Ia akan berjuang meski tak tau lagi cara untuk bersama Cinta yang abadi tak akan pernah pergi Ia akan Ada, meski kau tak Ada lagi

#4

Ku coba tuk melupa Tetapi tak semudah kuduga Kau hadir dalam angan siang-malamku Seolah menamani namun tidak Ada Terkadang penuh tanya dalam diri ini Mengapa semudah itu rapuh Dan sebodoh itu  terjebak dalam jeratan cinta buta Cinta yang tulus,  Namun ditinggalkan tanpa penjelasan pasti Yang nyatanya merela memang mudah Tetapi melupa begitu sulit

#3

Ternyata...  Cinta yang ku kejar hanya bayangan semu Yang tak mungkin dapat bertemu Meski terjabak dalam sebuah rasa Namun harus ku rela, Sebab dirimu bukan lah nyata Setiap bait bait kata Begitu manis melebihi madu Rupanya racun mematikan daya Ini lah Cinta yang fana Penuh kepalsuan,  Berjanji hanya untuk diingakari Pergilah...  Dan jangan pernah kembali,  Biarlah kau Dan kenangan Hilang seperti sekam teriup angin Walau sulit tetapi mungkin Itulah terbaik.... 

#2

Disini aku menanti Cerita apa yang kau bawa hari ini Seperti fajar yang tak lupa bersinar di kala pagi Seperti itulah aku selalu ingin mendengarmu Walau kini kau enggan berkata-kata Dan amarah mu membara Biarlah kasih ini memelukmu erat Menjadi pemadam dalam emosimu Disini aku menanti Bahwa kau tak sendiri Meski raga kita jauh,  Namun selalu Ada hati yang merangkulmu Kita memandang langit yang sama Tetapi dibumi yang berbeda

#1

Waktu berlalu begitu cepat Seolah berlari mengejar  cintanya Hari ke sehari menjadi bagian dari napas ini dan selalu Ada kau menemani Tak pernah terbayang memiliki mu Tak juga berencana akan selalu bersama Menyatanya meski kau ingin datang dan pergi Disini hati ini menanti Dan merindu Meski luka dan pedih adalah jejak yang kau beri Ironinya kasih itu tak memudar namun mencintaimu Hati yang penuh rindu dan rasa ingin bertemu terampung penuh dalam kendi rindu Meski kabut menghalangi menantapmu Selalu ada kenangan mengingatkanmu Bahwa kau tak berubah...